Oleh:
Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, ST., MT., D.Min*
Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, ST., MT., D.Min*
Di
dalam proses kepemimpinan, manusia sering terjebak hanya di dalam ruang
manajemen, dan perlahan-lahan sangat jauh dari konteks kepemimpinan
yang Tuhan kehendaki yaitu menjangkau jiwa. Potret pemahaman dunia saat
ini perlu benar-benar dicermati apakah seturut kehendak Allah atau
bukan? Banyakworldview pemahaman dunia ini arahnya kepada
manusia. Worldview modern saat ini hampir seluruhnya masuk ke dalam
proses pembentukan model dunia yang perlahan-lahan jauh dari sang
pencipta. Istilah “perdamaian” dan “kesepakatan” dalam interaksi
manusia, belum tentu menuju kekekalan.
Manusia cenderung mengarah kepada human needs yang berbeda daripada “kehendak Allah.” Penekanan “kehendak Allah” ini bukan saja meninggalkan natur manusia yang berdosa, namun serupa dengan Allah (Image of GOD), bahkan bahwa kekekalan itu adalah Allah. Lalu bagaimana kita mengantisipasi hal itu?Jawabannya worldview yang memahami bahwa konteks manusia yang tidak layak di hadapan Allah, menjadi awal iman yang memulai penekanan dasar dalam konteks iman yang tertulis dalam Ibrani 11. Dasar iman dimulai dengan mengubah worldview manusia untuk kembali kepada worldview Allah.
Ketika worldview manusia sudah kembali kepada rel worldview Allah, maka total kehidupan manusia akan menuju “serupa dengan Allah” (Image of GOD), menuju kepada totalitas ketaatan manusia di dalam The Kingdom of GOD. Sehingga arah iman manusia bukan menuju ke arah kehendak manusia, namun menuju kepada “kehendak Allah” yang tergambarkan di dalam konteks The Kingdom of GOD. Ketika membicarakan The Kingdom of GOD, Matius 3 dan Matius 4 jelas mengarahkan hidup kita tentang The Kingdom of GOD yang fokus membicarakan tentang Kerajaan Allah yang setia.
Alkitab yang berisi Firman Tuhan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, keseluruhannya membahas tentang The Kingdom of GOD yang menggambarkan proses penciptaan (creation), kejatuhan manusia ke dalam dosa (fall), Allah menebus dosa manusia (redemption) dan penggenapan Firman Allah(consummation). Sehingga jika kita pahami bersama, maka ALLAH adalah pusat dari hidup kita sebagai ciptaan-Nya. Allah adalah pusat seluruh tugas-tugas yang kita lakukan. Allah adalah pusat seluruh kehidupan keluarga kita. ALLAH adalah pusat segala ciptaan-Nya.
Setelah worldview dan pusat kehidupan manusia beres seturut kehendak Allah, aplikasi di dalam kehidupan manusia secara khusus dalam kontekskepemimpinan, ada permasalahan penting yang perlu diangkat, yaitu leading dan management. Dalam sistem manajemen ada visi sebagai landasan sekaligus arah pelaksanaan organisasi yang tertuang dalam misi organisasi. Sehingga serangkaian latar belakang pemahaman di atas, selanjutnya akan menghasilkan model kepemimpinan yang memiliki visi, dan akan menghasilkan visi sebagai pusat kepemimpinan yang berlaku saat ini sampai di masa depan.
Model Kepemimpinan
Apa arti pemimpin, dan apa bedanya dengan kepemimpinan? Dual hal ini sering dijawab dalam konteks sebuah kehormatan yang dicapai dan diperoleh manusia untuk dapat mengajak dan mengarahkan orang lain oleh karena jabatan yang manusia capai. Kepemimpinan sering diartikan sebagai suatu ruang dan waktu ketika manusia diberikan sejumlah peran yang vital dalam suatu perusahaan ataupun organisasi. Dua pertanyaan tersebut mari kita pahami seperti apakah yang Tuhan inginkan di dalam konteks jawaban tersebut. Apakah tujuan pemimpin dan kepemimpinan untuk memuliakan manusia atau untuk memuliakan Tuhan?
Dapat dijawab dalam kesempatan yang berharga ini adalah yang terpenting bukan manusia yang dielu-elukan, namun Tuhan yang dipermuliakan. Sehingga dalam hal ini dapat kita pahami faktor-faktor penting dalam model kepemimpinan yaitu: Allah sebagai pusat (GOD centered), leader (pemimpin), follower (pengikut) dan community (komunitas) yang seluruhnya memiliki arah seturut pusat kepemimpinan yaitu memuliakan Allah.
Sehingga ketika manusia memahami model kepemimpinan, maka aplikasi di lansekap pelayanan kita adalah untuk berbuah (fruitfull) dan memancarkan kemuliaan Allah. Dalam model kepemimpinan, hal yang menarik dan penting adalah pusat kepemimpinan yaitu Allah dan memancarkan kemuliaan Allah. Dalam hal ini, maka segalanya adalah Allah. Implikasi dalam memancarkan kemuliaan Allah, adalah kita dilayakkan sebagai alat untuk menyaksikan kasih Allah. Yang dipancarkan adalah kasih serta kemuliaan Allah bukan manusia. Manusia memancarkan menurut waktu dan ruang Allah.
Kepemimpinan Kristiani
Konteks visi dalam kepemimpinan saat ini secara umum memahami arah bahkan pusat visi yang dipahami dan dilakukan seorang pemimpin. Dalam potret dunia, visi kepemimpinan dalam organisasi terkait erat dengan kepentingan, konsensus dan kesepakatan bersama yang menjadi arah seluruh motor organisasi. Yang menarik ketika kita kembali kepada Firman Allah di dalam Alkitab, visi pemimpin Kristiani selain menggali value dari kekristenan.
Namun juga kembali kepada pusat kekekalan yaitu Allah (GOD centered) untuk kemudian memancarkan kemuliaan Allah. Sehingga 2 faktor penting dalam visi pemimpin Kristen yaitu GOD centered (faith) dan memancarkan kemuliaan Allah. Pertanyaan lanjutan bagi kita adalah: How? Ini yang menarik. Ibrani 11mencatat bahwa dalam rangka mewujudkan GOD centered dalam kehidupan kita khususnya pemimpin, konteks iman dan taat menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dalam relasi yang dalam bersama Allah, konteks GOD centered juga dijabarkan jelas dalam Firman Tuhan yang tertulis di Roma 8:14-17 yang menekankan bagaimana Roh Allah memimpin, kita manusia yang diadopsi Allah, Roh Kudus menyertai manusia, dan ketika kita di pihak Tuhan, maka segala sesuatu menjadi inisiatif Tuhan. Selanjutnya, faktor 2 dalam visi kepemimpinan akan memancarkan kemuliaan Tuhan. Ketika seorang pemimpin memancarkan kemuliaan Tuhan, bukan diri manusia lagi yang dipancarkan semata-mata, namun melalui hidup manusia maka Tuhan disaksikan bagi semua orang. Sehingga seorang pemimpin semata-mata dilayakkan oleh belas kasihan Tuhan untuk memancarkan kemuliaan-Nya.
Ketika seorang pemimpin berinteraksi dengan banyak orang, maka kemuliaan Tuhan makin nyata di komunitas, dan inilah kehendak Allah untuk semua makhluk memuliakan-Nya. Untuk melaksanakan Visi Kepemimpinan Kristiani ini, bersama Tuhan kita dimampukan untuk berjalan di dalam proses bersama-Nya.Banyak sudah teori-teori kepemimpinan yang ada di berbagai referensi, pada akhirnya mengarah kepada visi yang dijelaskan di atas.
Prinsip bahwa ”Tuhan adalah jalan kebenaran dan hidup” dan kedua faktor penting di atas kiranya menjadi hal yang bermanfaat untuk semakin menajamkan kebenaran visi dalam kepemimpinan Kristiani. Kiranya kita semua yang dilayakkan Tuhan menjadi pemimpin atau bahkan diri kita sendiri, akan semakin hari semakin serupa dengan Allah untuk terus memancarkan kemuliaan-Nya.
*Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Dekan Fakultas Desain & Teknik Perencanaan Universitas Pelita Harapan
Manusia cenderung mengarah kepada human needs yang berbeda daripada “kehendak Allah.” Penekanan “kehendak Allah” ini bukan saja meninggalkan natur manusia yang berdosa, namun serupa dengan Allah (Image of GOD), bahkan bahwa kekekalan itu adalah Allah. Lalu bagaimana kita mengantisipasi hal itu?Jawabannya worldview yang memahami bahwa konteks manusia yang tidak layak di hadapan Allah, menjadi awal iman yang memulai penekanan dasar dalam konteks iman yang tertulis dalam Ibrani 11. Dasar iman dimulai dengan mengubah worldview manusia untuk kembali kepada worldview Allah.
Ketika worldview manusia sudah kembali kepada rel worldview Allah, maka total kehidupan manusia akan menuju “serupa dengan Allah” (Image of GOD), menuju kepada totalitas ketaatan manusia di dalam The Kingdom of GOD. Sehingga arah iman manusia bukan menuju ke arah kehendak manusia, namun menuju kepada “kehendak Allah” yang tergambarkan di dalam konteks The Kingdom of GOD. Ketika membicarakan The Kingdom of GOD, Matius 3 dan Matius 4 jelas mengarahkan hidup kita tentang The Kingdom of GOD yang fokus membicarakan tentang Kerajaan Allah yang setia.
Alkitab yang berisi Firman Tuhan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, keseluruhannya membahas tentang The Kingdom of GOD yang menggambarkan proses penciptaan (creation), kejatuhan manusia ke dalam dosa (fall), Allah menebus dosa manusia (redemption) dan penggenapan Firman Allah(consummation). Sehingga jika kita pahami bersama, maka ALLAH adalah pusat dari hidup kita sebagai ciptaan-Nya. Allah adalah pusat seluruh tugas-tugas yang kita lakukan. Allah adalah pusat seluruh kehidupan keluarga kita. ALLAH adalah pusat segala ciptaan-Nya.
Setelah worldview dan pusat kehidupan manusia beres seturut kehendak Allah, aplikasi di dalam kehidupan manusia secara khusus dalam kontekskepemimpinan, ada permasalahan penting yang perlu diangkat, yaitu leading dan management. Dalam sistem manajemen ada visi sebagai landasan sekaligus arah pelaksanaan organisasi yang tertuang dalam misi organisasi. Sehingga serangkaian latar belakang pemahaman di atas, selanjutnya akan menghasilkan model kepemimpinan yang memiliki visi, dan akan menghasilkan visi sebagai pusat kepemimpinan yang berlaku saat ini sampai di masa depan.
Model Kepemimpinan
Apa arti pemimpin, dan apa bedanya dengan kepemimpinan? Dual hal ini sering dijawab dalam konteks sebuah kehormatan yang dicapai dan diperoleh manusia untuk dapat mengajak dan mengarahkan orang lain oleh karena jabatan yang manusia capai. Kepemimpinan sering diartikan sebagai suatu ruang dan waktu ketika manusia diberikan sejumlah peran yang vital dalam suatu perusahaan ataupun organisasi. Dua pertanyaan tersebut mari kita pahami seperti apakah yang Tuhan inginkan di dalam konteks jawaban tersebut. Apakah tujuan pemimpin dan kepemimpinan untuk memuliakan manusia atau untuk memuliakan Tuhan?
Dapat dijawab dalam kesempatan yang berharga ini adalah yang terpenting bukan manusia yang dielu-elukan, namun Tuhan yang dipermuliakan. Sehingga dalam hal ini dapat kita pahami faktor-faktor penting dalam model kepemimpinan yaitu: Allah sebagai pusat (GOD centered), leader (pemimpin), follower (pengikut) dan community (komunitas) yang seluruhnya memiliki arah seturut pusat kepemimpinan yaitu memuliakan Allah.
Sehingga ketika manusia memahami model kepemimpinan, maka aplikasi di lansekap pelayanan kita adalah untuk berbuah (fruitfull) dan memancarkan kemuliaan Allah. Dalam model kepemimpinan, hal yang menarik dan penting adalah pusat kepemimpinan yaitu Allah dan memancarkan kemuliaan Allah. Dalam hal ini, maka segalanya adalah Allah. Implikasi dalam memancarkan kemuliaan Allah, adalah kita dilayakkan sebagai alat untuk menyaksikan kasih Allah. Yang dipancarkan adalah kasih serta kemuliaan Allah bukan manusia. Manusia memancarkan menurut waktu dan ruang Allah.
Kepemimpinan Kristiani
Konteks visi dalam kepemimpinan saat ini secara umum memahami arah bahkan pusat visi yang dipahami dan dilakukan seorang pemimpin. Dalam potret dunia, visi kepemimpinan dalam organisasi terkait erat dengan kepentingan, konsensus dan kesepakatan bersama yang menjadi arah seluruh motor organisasi. Yang menarik ketika kita kembali kepada Firman Allah di dalam Alkitab, visi pemimpin Kristiani selain menggali value dari kekristenan.
Namun juga kembali kepada pusat kekekalan yaitu Allah (GOD centered) untuk kemudian memancarkan kemuliaan Allah. Sehingga 2 faktor penting dalam visi pemimpin Kristen yaitu GOD centered (faith) dan memancarkan kemuliaan Allah. Pertanyaan lanjutan bagi kita adalah: How? Ini yang menarik. Ibrani 11mencatat bahwa dalam rangka mewujudkan GOD centered dalam kehidupan kita khususnya pemimpin, konteks iman dan taat menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dalam relasi yang dalam bersama Allah, konteks GOD centered juga dijabarkan jelas dalam Firman Tuhan yang tertulis di Roma 8:14-17 yang menekankan bagaimana Roh Allah memimpin, kita manusia yang diadopsi Allah, Roh Kudus menyertai manusia, dan ketika kita di pihak Tuhan, maka segala sesuatu menjadi inisiatif Tuhan. Selanjutnya, faktor 2 dalam visi kepemimpinan akan memancarkan kemuliaan Tuhan. Ketika seorang pemimpin memancarkan kemuliaan Tuhan, bukan diri manusia lagi yang dipancarkan semata-mata, namun melalui hidup manusia maka Tuhan disaksikan bagi semua orang. Sehingga seorang pemimpin semata-mata dilayakkan oleh belas kasihan Tuhan untuk memancarkan kemuliaan-Nya.
Ketika seorang pemimpin berinteraksi dengan banyak orang, maka kemuliaan Tuhan makin nyata di komunitas, dan inilah kehendak Allah untuk semua makhluk memuliakan-Nya. Untuk melaksanakan Visi Kepemimpinan Kristiani ini, bersama Tuhan kita dimampukan untuk berjalan di dalam proses bersama-Nya.Banyak sudah teori-teori kepemimpinan yang ada di berbagai referensi, pada akhirnya mengarah kepada visi yang dijelaskan di atas.
Prinsip bahwa ”Tuhan adalah jalan kebenaran dan hidup” dan kedua faktor penting di atas kiranya menjadi hal yang bermanfaat untuk semakin menajamkan kebenaran visi dalam kepemimpinan Kristiani. Kiranya kita semua yang dilayakkan Tuhan menjadi pemimpin atau bahkan diri kita sendiri, akan semakin hari semakin serupa dengan Allah untuk terus memancarkan kemuliaan-Nya.
*Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Dekan Fakultas Desain & Teknik Perencanaan Universitas Pelita Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar