Sabtu, 14 September 2013

Pemimpin Sebagai Gembala



Bahan Alkitab:
Yehezkiel 34 : 1 - 14
Yohanes 10 : 10 - 15
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Pemimpin adalah suatu kharisma atau anugerah Allah kepada seseorang. Setiap manusia ingin menjadi pemimpin. Tapi ada juga pemimpin yang terpaksa dan dipaksakan. Jadi pemimpin karena menyuap (sogok) dengan uang atau karena kolusi dan nepotisme (kenalan/keluarga). Dengan kata lain tidak punya karakter/jiwa pemimpin, tapi cuma karena kepentingan. Karena itu tidak semua pemimpin menjadi pemimpin yang sukses/berhasil atau baik.
 Ada pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak ada kerelaan berkorban, bahkan ada juga pemimpin yang menjadi otoriter dan diktaktor. Ada pemimpin yang haus kekuasaan, tamak akan harta dan serakah akan kedudukan/kemuliaan. Memang tidak ada pemimpin yang sempurna/paripurna. Seorang pemimpin di satu pihak pasti punya kekurangan dan kelemahan, tapi dilain pihak juga pemimpin yang berhasil dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Seorang pemimpin pasti ingin sukses/berhasil dalam kepemimpinannya, bahkan punya obsesi menjadi terkenal dan dikenal, supaya dikenang sepanjang masa berdasarkan fakta dan realita para pemimpin dan kepemimpinan, maka dipilihlah tema: "Pemimpin sebagai gembala". Sebagai landasan teologis untuk memperlengkapi para pelayan menjadi pemimpin yang melayani.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Nabi Yehezkiel adalah anak Imam Busi, yang termasuk orang buangan, yang pada tahun 597 sebelum masehi diangkut ke Babel bersama Yoyakhin. Ia tinggal bersama dengan orang buangan di Tel-Abib dekat sungai Kedar. Di sana Yehezkiel mendapat panggilan untuk menjadi nabi dalam sebuah penglihatan yang dasyat, ia melihat dalam penglihatan itu kemuliaan Tuhan (Yeh.1-3).
Nabi Yehezkiel melihat ada sesuatu yang tidak beres dalam masyarakat yang disorotinya terutama para pemimpin bangsa dan pemimpin agama.
Para pemimpin Yehuda dilihatnya telah menyimpang dari tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakan. Mereka menggembalakan umatnya, tetapi hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri. Mereka mencari keuntungan bagi dirinya sendiri, sedangkan rakyat yang dipimpinnya dibiarkannya tercerai berai. Ada ketidakadilan ditengah masyarakat, yang kuat menekan yang lemah, yang kaya mengusur yang miskin. Rakyat kebanyakan tidak mendapat perlindungan dan pengayoman dari para pemimpinnya.
Yehezkiel dengan naluri kenabiannya melihat bahwa keadaan semacam ini tidaklah bisa diteruskan. Yehezkiel dengan berani mengungkapkan kebobrokan moral para pemimpin bangsanya, ia mengeritik dan mengoreksinya. Oleh karena itu, ia menyampaikan hukuman yang akan dijatuhkan Tuhan kepada para gembala yang jahat. Allah akan memecat mereka dari kedudukannya dan menyerahkannya kepada orang lain, yaitu hamba yang dapat dipercaya dan diandalkan-Nya.
Yehezkiel menggambarkan bahwa Allah sendiri akan turun tangan menjadi hakim di antara umat-Nya. Tuhan akan menghentikan ketidakadilan di tengah masyarakat. Tuhan tidak membiarkan ketidak-adilan dan ketidak-benaran berlangsung di tengah-tengah umat-Nya. Allah bertanggung-jawab atas kesejahteraan dan keselamatan umat-Nya. Itulah sebab Dia akan segera mengirim hamba-Nya, gembala dan pemimpin sejati agar menyelamatkan umat-Nya.
Gembala sejati yang akan datang dengan nama Tuhan, dialah yang akan mencari domba-domba-Nya yang telah tersesat dan hilang. Dialah yang akan menghimpunkan kembali umat-Nya yang telah tecerai berai. Gembala itu yang akan menuntun umat-Nya kembali ke jalan yang benar. Ia akan mengenyangkan mereka dengan kebaikan. Yang lemah dikuatkan-Nya, yang dluka dibalut-Nya, yang sakit diobati-Nya, yang bersedih dihibur-Nya serta yang haus dan lapar diberi-Nya minum dan makan. Mereka akan dijaga dan dilindungi-Nya, sehingga dinaungan gembala itu seluruh umat Tuhan akan merasa aman. Bahkan mereka semua akan merasa diperhatikan dan dikasihi-Nya, serta benar-benar hidup di bawah pengayoman-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
Dalam masyarakat memang kita membutuhkan orang-orang seperti Yehezkiel, yaitu orang-orang yang berani menyuarakan suara kenabian. Orang yang dengan hati nuraninya yang bersih berani menyampaikan kritik demi tegaknya keadilan dan kebenaran. Seorang yang tidak memiliki hati yang menyimpang, karena ia benar-benar menjalankan tugas dengan harapan agar masyarakatnya dapat hidup secara damai dan sejahtera.
Suara kenabian bukanlah kabar bohong atau fitnah untuk menjatuhkan seorang pemimpin, karena itu suara kenabian adlah suara yang harus didengar dan diperhatikan. Suara kenabian yang didengar dan diterima dengan baik pasti menjadi berkat kepada seorang pemimpin. Suara itulah yang dapat membuat mawas diri, mengoreksi dan memperbaharui diri. Para pemimpin yang mau ditegur akan memberhentikan perbuatan dosanya dan menghindarinya dari kehancuran. Akan tetapi seorang pemimpin yang tak dapat diperbaiki lagi, nasibnya akan sama dengan pemimpin-pemimpin Israel yang dipecat dan dihukum oleh Allah.
Firman Tuhanlah yang dapat membuat seorang pemimpin yang beriman menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Firman Tuhan yang dapat membuat seorang pemimpin tabah dan kuat menghadapi tantangan dan cobaan ketika memimpin rakyatnya. Firman Tuhan juga dapat menjadikan seorang pemimpin yang jujur dan tulus di hadirat Allah. Firman Tuhan juga membuat seorang pemimpin tidak haus kekuasaan, tamak akan harta, maupun serakah akan kemuliaan, sebab ia tahu Tuhanlah yang harus dimuliakan, dipuji dan disembah. Dia tidak akan mencuri kemuliaan Tuhan untuk dirinya, melainkan mempersembahkan hidupnya bagi kemuliaan Allah.
GMIM akan melaksanakan pemilihan di semua aras. Sebagai warga gereja akan memilih Pelayan Khusus sebagai gembala dan pemimpin. Sangat diharapkan pelayan khusus yang akan dipilih benar-benar akan memberi diri berdasarkan panggilan pelayanan. Bukan hanya sekedar sudah terpilih dan tidak mau menjalankan tugas dan tanggung jawab pelayanan di tengah jemaat dan masyarakat.

Tidak ada komentar: