Selasa, 17 September 2013

10 Anjuran Membantu Memelihara Gambar Diri


✪ 10 ANJURAN MEMBANTU MEMELIHARA GAMBAR DIRI ✪

Sepuluh anjuran untuk membantu mengembangkan & memelihara gambar diri yang sehat
1. Bencilah dosamu, tapi jangan pernah membenci dirimu.
2. Cepatlah untuk menyesali kesalahan.
3. Apabila Tuhan memberimu terang, berjalanlah di dalam terang-Nya itu.
4. Berhentilah mengatakan hal-hal yang buruk tentang dirimu sendiri. Tuhan mencintaimu dan tidaklah benar jika kamu membenci sesuatu yang Dia cintai. Dia mempunyai rancangan-rancangan yang indah bagimu, jadi kamu melawan-Nya jika kamu berbicara secara negatif mengenai masa depanmu sendiri.
5. Janganlah takut untuk mengaku bahwa kamu telah berbuat kesalahan, tapi janganlah selalu berprasangka bahwa kamulah yang salah setiap saat ada yang tidak benar.
6. Jangan terlalu memikirkan apa yang sudah kamu lakukan, baik yang benar maupun yang salah; itu sama dengan memikirkan terus diri sendiri! Pusatkanlah pikiranmu kepadaNya!
7. Jagalah dirimu sendiri secara fisik. Manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya apa yang Tuhan telah berikan padamu demi tugasmu, tapi janganlah menjadi terobsesi dengan penampilanmu.
8. Janganlah berhenti untuk belajar tapi jangan sampai ilmu itu membuat kamu sombong. Tuhan memakai kamu bukan karena apa yang ada di dalam kepalamu melainkan karena apa yang ada di dalam hatimu.
9. Sadarilah bahwa setiap talentamu adalah anugerah, bukanlah sesuatu yang kamu ciptakan sendiri; jangan pernah merendahkan orang lain yang tidak sanggup melakukan apa yang kamu dapat lakukan.
10. Janganlah meremehkan kelemahan-kelemahan dirimu. Merekalah yang membuat kamu tetap tergantung pada Tuhan.

Salam Kasih,

Senin, 16 September 2013

Perceraian Menurut Alkitab

Pertama-tama, apapun pandangan mengenai perceraian, adalah penting untuk mengingat kata-kata Alkitab dalam Maleakhi 2:16a: “Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel.” Menurut Alkitab, kehendak Allah adalah pernikahan sebagai komimen seumur hidup. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Matius 19:6). Meskipun demikian, Allah menyadari bahwa karena pernikahan melibatkan dua manusia yang berdosa, perceraian akan terjadi. Dalam Perjanjian Lama Tuhan menetapkan beberapa hukum untuk melindungi hak-hak dari orang yang bercerai, khususnya wanita (Ulangan 24:1-4). Yesus menunjukkan bahwa hukum-hukum ini diberikan karena ketegaran hati manusia, bukan karena rencana Tuhan (Matius 19:8).

Kontroversi mengenai apakah perceraian dan pernikahan kembali diizinkan oleh Alkitab berkisar pada kata-kata Yesus dalam Matius 5:32 dan 19:9. Frasa “kecuali karena zinah” adalah satu-satunya alasan dalam Alkitab di mana Tuhan memberikan izin untuk perceraian dan pernikahan kembali. Banyak penafsir Alkitab yang memahami “klausa pengecualian” ini sebagai merujuk pada “perzinahan” yang terjadi pada masa “pertunangan.” Dalam tradisi Yahudi, laki-laki dan perempuan dianggap sudah menikah walaupun mereka masih “bertunangan.” Percabulan dalam masa “pertunangan” ini dapat merupakan satu-satunya alasan untuk bercerai.

Namun demikian, kata Bahasa Yunani yang diterjemahkan “perzinahan” bisa berarti bermacam bentuk percabulan. Kata ini bisa berarti perzinahan, pelacuran dan penyelewengan seks, dll. Yesus mungkin mengatakan bahwa perceraian diperbolehkan kalau terjadi perzinahan. Hubungan seksual adalah merupakan bagian integral dari ikatan penikahan, “keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24; Matius 19:5; Efesus 5:31). Oleh sebab itu, memutuskan ikatan itu melalui hubungan seks di luar pernikahan dapat menjadi alasan untuk bercerai. Jika demikian, dalam ayat ini, Yesus juga memikirkan tentang pernikahan kembali. Frasa “kawin dengan perempuan lain” (Matius 19:9) mengindikasikan bahwa perceraian dan pernikahan kembali diizinkan dalam kerangka klausa pengecualian, bagaimanapun itu ditafsirkan. Penting untuk diperhatikan bahwa hanya pasangan yang tidak bersalah yang diizinkan untuk menikah kembali. Meskipun tidak disebutkan dalam ayat tsb, izin untuk menikah kembali setelah perceraian adalah kemurahan Tuhan kepada pasangan yang tidak bersalah, bukan kepada pasangan yang berbuat zinah. Mungkin saja ada contoh-contoh di mana “pihak yang bersalah” diizinkan untuk menikah kembali, namun konsep tsb tidak ditemukan dalam ayat ini.

Sebagian orang memahami 1 Korintus 7:15 sebagai “pengecualian” lainnya, di mana pernikahan kembali diizinkan jikalau pasangan yang belum percaya menceraikan pasangan yang percaya. Namun demikian, konteks ayat ini tidak menyinggung soal pernikahan kembali dan hanya mengatakan bahwa orang percaya tidak terikat dalam pernikahan kalau pasangan yang belum percaya mau bercerai. Orang-orang lainnya mengklaim bahwa perlakuan sewenang-wenang (terhadap pasangan yang satu atau terhadap anak) adalah alasan yang sah untuk bercerai sekalipun Alkitab tidak mencantumkan hal itu. Walaupun ini mungkin saja, namun tidaklah pantas untuk menebak Firman Tuhan.

Kadang-kadang hal yang dilupakan dalam perdebatan mengenai klausa pengecualian adalah kenyataan bahwa apapun jenis penyelewengan dalam pernikahan, itu hanyalah merupakan izin untuk bercerai dan bukan keharusan untuk bercerai. Bahkan ketika terjadi perzinahan, dengan anugrah Tuhan, pasangan yang satu dapat mengampuni dan membangun kembali pernikahan mereka. Tuhan telah terlebih dahulu mengampuni banyak dosa-dosa kita. Kita tentu dapat mengikuti teladanNya dan mengampuni dosa perzinahan (Efesus 4:32). Namun, dalam banyak kasus, pasangan yang bersalah tidak bertobat dan terus hidup dalam percabulan. Di sinilah kemungkinanan Matius 19:9 dapat diterapkan. Demikian pula banyak yang terlalu cepat menikah kembali setelah bercerai padahal Tuhan mungkin menghendaki mereka untuk tetap melajang. Kadang-kadang Tuhan memanggil orang untuk melajang supaya perhatian mereka tidak terbagi-bagi (1 Korintus 7:32-35). Menikah kembali setelah bercerai mungkin merupakan pilihan dalam keadaan-keadaan tertentu, namun tidak selalu merupakan satu-satunya pilihan.

Adalah menyedihkan bahwa tingkat perceraian di kalangan orang-orang yang mengaku Kristen hampir sama tingginya dengan orang-orang yang tidak percaya. Alkitab sangat jelas bahwa Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16) dan bahwa pengampunan dan rekonsiliasi seharusnya menjadi tanda-tanda kehidupan orang percaya (Lukas 11:4; Efesus 4:32). Tuhan mengetahui bahwa perceraian dapat terjadi, bahkan di antara anak-anakNya. Orang percaya yang bercerai dan/atau menikah kembali jangan merasa kurang dikasihi oleh Tuhan bahkan sekalipun perceraian dan pernikahan kembali tidak tercakup dalam kemungkinan klausa pengecualian dari Matius 19:9. Tuhan sering kali menggunakan bahwa ketidaktaatan orang-orang Kristen untuk mencapai hal-hal yang baik.

Sabtu, 14 September 2013

Pemimpin Sebagai Gembala



Bahan Alkitab:
Yehezkiel 34 : 1 - 14
Yohanes 10 : 10 - 15
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Pemimpin adalah suatu kharisma atau anugerah Allah kepada seseorang. Setiap manusia ingin menjadi pemimpin. Tapi ada juga pemimpin yang terpaksa dan dipaksakan. Jadi pemimpin karena menyuap (sogok) dengan uang atau karena kolusi dan nepotisme (kenalan/keluarga). Dengan kata lain tidak punya karakter/jiwa pemimpin, tapi cuma karena kepentingan. Karena itu tidak semua pemimpin menjadi pemimpin yang sukses/berhasil atau baik.
 Ada pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak ada kerelaan berkorban, bahkan ada juga pemimpin yang menjadi otoriter dan diktaktor. Ada pemimpin yang haus kekuasaan, tamak akan harta dan serakah akan kedudukan/kemuliaan. Memang tidak ada pemimpin yang sempurna/paripurna. Seorang pemimpin di satu pihak pasti punya kekurangan dan kelemahan, tapi dilain pihak juga pemimpin yang berhasil dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Seorang pemimpin pasti ingin sukses/berhasil dalam kepemimpinannya, bahkan punya obsesi menjadi terkenal dan dikenal, supaya dikenang sepanjang masa berdasarkan fakta dan realita para pemimpin dan kepemimpinan, maka dipilihlah tema: "Pemimpin sebagai gembala". Sebagai landasan teologis untuk memperlengkapi para pelayan menjadi pemimpin yang melayani.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Nabi Yehezkiel adalah anak Imam Busi, yang termasuk orang buangan, yang pada tahun 597 sebelum masehi diangkut ke Babel bersama Yoyakhin. Ia tinggal bersama dengan orang buangan di Tel-Abib dekat sungai Kedar. Di sana Yehezkiel mendapat panggilan untuk menjadi nabi dalam sebuah penglihatan yang dasyat, ia melihat dalam penglihatan itu kemuliaan Tuhan (Yeh.1-3).
Nabi Yehezkiel melihat ada sesuatu yang tidak beres dalam masyarakat yang disorotinya terutama para pemimpin bangsa dan pemimpin agama.
Para pemimpin Yehuda dilihatnya telah menyimpang dari tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakan. Mereka menggembalakan umatnya, tetapi hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri. Mereka mencari keuntungan bagi dirinya sendiri, sedangkan rakyat yang dipimpinnya dibiarkannya tercerai berai. Ada ketidakadilan ditengah masyarakat, yang kuat menekan yang lemah, yang kaya mengusur yang miskin. Rakyat kebanyakan tidak mendapat perlindungan dan pengayoman dari para pemimpinnya.
Yehezkiel dengan naluri kenabiannya melihat bahwa keadaan semacam ini tidaklah bisa diteruskan. Yehezkiel dengan berani mengungkapkan kebobrokan moral para pemimpin bangsanya, ia mengeritik dan mengoreksinya. Oleh karena itu, ia menyampaikan hukuman yang akan dijatuhkan Tuhan kepada para gembala yang jahat. Allah akan memecat mereka dari kedudukannya dan menyerahkannya kepada orang lain, yaitu hamba yang dapat dipercaya dan diandalkan-Nya.
Yehezkiel menggambarkan bahwa Allah sendiri akan turun tangan menjadi hakim di antara umat-Nya. Tuhan akan menghentikan ketidakadilan di tengah masyarakat. Tuhan tidak membiarkan ketidak-adilan dan ketidak-benaran berlangsung di tengah-tengah umat-Nya. Allah bertanggung-jawab atas kesejahteraan dan keselamatan umat-Nya. Itulah sebab Dia akan segera mengirim hamba-Nya, gembala dan pemimpin sejati agar menyelamatkan umat-Nya.
Gembala sejati yang akan datang dengan nama Tuhan, dialah yang akan mencari domba-domba-Nya yang telah tersesat dan hilang. Dialah yang akan menghimpunkan kembali umat-Nya yang telah tecerai berai. Gembala itu yang akan menuntun umat-Nya kembali ke jalan yang benar. Ia akan mengenyangkan mereka dengan kebaikan. Yang lemah dikuatkan-Nya, yang dluka dibalut-Nya, yang sakit diobati-Nya, yang bersedih dihibur-Nya serta yang haus dan lapar diberi-Nya minum dan makan. Mereka akan dijaga dan dilindungi-Nya, sehingga dinaungan gembala itu seluruh umat Tuhan akan merasa aman. Bahkan mereka semua akan merasa diperhatikan dan dikasihi-Nya, serta benar-benar hidup di bawah pengayoman-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
Dalam masyarakat memang kita membutuhkan orang-orang seperti Yehezkiel, yaitu orang-orang yang berani menyuarakan suara kenabian. Orang yang dengan hati nuraninya yang bersih berani menyampaikan kritik demi tegaknya keadilan dan kebenaran. Seorang yang tidak memiliki hati yang menyimpang, karena ia benar-benar menjalankan tugas dengan harapan agar masyarakatnya dapat hidup secara damai dan sejahtera.
Suara kenabian bukanlah kabar bohong atau fitnah untuk menjatuhkan seorang pemimpin, karena itu suara kenabian adlah suara yang harus didengar dan diperhatikan. Suara kenabian yang didengar dan diterima dengan baik pasti menjadi berkat kepada seorang pemimpin. Suara itulah yang dapat membuat mawas diri, mengoreksi dan memperbaharui diri. Para pemimpin yang mau ditegur akan memberhentikan perbuatan dosanya dan menghindarinya dari kehancuran. Akan tetapi seorang pemimpin yang tak dapat diperbaiki lagi, nasibnya akan sama dengan pemimpin-pemimpin Israel yang dipecat dan dihukum oleh Allah.
Firman Tuhanlah yang dapat membuat seorang pemimpin yang beriman menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Firman Tuhan yang dapat membuat seorang pemimpin tabah dan kuat menghadapi tantangan dan cobaan ketika memimpin rakyatnya. Firman Tuhan juga dapat menjadikan seorang pemimpin yang jujur dan tulus di hadirat Allah. Firman Tuhan juga membuat seorang pemimpin tidak haus kekuasaan, tamak akan harta, maupun serakah akan kemuliaan, sebab ia tahu Tuhanlah yang harus dimuliakan, dipuji dan disembah. Dia tidak akan mencuri kemuliaan Tuhan untuk dirinya, melainkan mempersembahkan hidupnya bagi kemuliaan Allah.
GMIM akan melaksanakan pemilihan di semua aras. Sebagai warga gereja akan memilih Pelayan Khusus sebagai gembala dan pemimpin. Sangat diharapkan pelayan khusus yang akan dipilih benar-benar akan memberi diri berdasarkan panggilan pelayanan. Bukan hanya sekedar sudah terpilih dan tidak mau menjalankan tugas dan tanggung jawab pelayanan di tengah jemaat dan masyarakat.

Jumat, 06 September 2013

VISI DALAM KEPEMIMPINAN

Manlian Ronald. A. Simanjuntak.jpg
Oleh:
Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, ST., MT., D.Min*
Di dalam proses kepemimpinan, manusia sering terjebak hanya di dalam ruang manajemen, dan perlahan-lahan sangat jauh dari konteks kepemimpinan yang Tuhan kehendaki yaitu menjangkau jiwa. Potret pemahaman dunia saat ini perlu benar-benar dicermati apakah seturut kehendak Allah atau bukan? Banyakworldview pemahaman dunia ini arahnya kepada manusia. Worldview modern saat ini hampir seluruhnya masuk ke dalam proses pembentukan model dunia yang perlahan-lahan jauh dari sang pencipta. Istilah “perdamaian” dan “kesepakatan” dalam interaksi manusia, belum tentu menuju kekekalan.
Manusia cenderung mengarah kepada human needs yang berbeda daripada “kehendak Allah.” Penekanan “kehendak Allah” ini bukan saja meninggalkan natur manusia yang berdosa, namun serupa dengan Allah (Image of GOD), bahkan bahwa kekekalan itu adalah Allah. Lalu bagaimana kita mengantisipasi hal itu?Jawabannya worldview yang memahami bahwa konteks manusia yang tidak layak di hadapan Allah, menjadi awal iman yang memulai penekanan dasar dalam konteks iman yang tertulis dalam Ibrani 11. Dasar iman dimulai dengan mengubah worldview manusia untuk kembali kepada worldview Allah.
Ketika worldview manusia sudah kembali kepada rel worldview Allah, maka total kehidupan manusia akan menuju “serupa dengan Allah” (Image of GOD), menuju kepada totalitas ketaatan manusia di dalam The Kingdom of GOD. Sehingga arah iman manusia bukan menuju ke arah kehendak manusia, namun menuju kepada “kehendak Allah” yang tergambarkan di dalam konteks The Kingdom of GOD. Ketika membicarakan The Kingdom of GOD, Matius 3 dan Matius 4 jelas mengarahkan hidup kita tentang The Kingdom of GOD yang fokus membicarakan tentang Kerajaan Allah yang setia.
Alkitab yang berisi Firman Tuhan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, keseluruhannya membahas tentang The Kingdom of GOD yang menggambarkan proses penciptaan (creation), kejatuhan manusia ke dalam dosa (fall), Allah menebus dosa manusia (redemption) dan penggenapan Firman Allah(consummation). Sehingga jika kita pahami bersama, maka ALLAH adalah pusat dari hidup kita sebagai ciptaan-Nya. Allah adalah pusat seluruh tugas-tugas yang kita lakukan. Allah adalah pusat seluruh kehidupan keluarga kita. ALLAH adalah pusat segala ciptaan-Nya.
Setelah worldview dan pusat kehidupan manusia beres seturut kehendak Allah, aplikasi di dalam kehidupan manusia secara khusus dalam kontekskepemimpinan, ada permasalahan penting yang perlu diangkat, yaitu leading dan management. Dalam sistem manajemen ada  visi sebagai landasan sekaligus arah pelaksanaan organisasi yang tertuang dalam misi organisasi. Sehingga serangkaian latar belakang pemahaman di atas, selanjutnya akan menghasilkan model kepemimpinan yang memiliki visi, dan akan menghasilkan visi sebagai pusat kepemimpinan yang berlaku saat ini sampai di masa depan.

Model Kepemimpinan
Apa arti pemimpin, dan apa bedanya dengan kepemimpinan? Dual hal ini sering dijawab dalam konteks sebuah kehormatan yang dicapai dan diperoleh manusia untuk dapat mengajak dan mengarahkan orang lain oleh karena jabatan yang manusia capai. Kepemimpinan sering diartikan sebagai suatu ruang dan waktu ketika manusia diberikan sejumlah peran yang vital dalam suatu perusahaan ataupun organisasi. Dua pertanyaan tersebut mari kita pahami seperti apakah yang Tuhan inginkan di dalam konteks jawaban tersebut. Apakah tujuan pemimpin dan kepemimpinan untuk memuliakan manusia atau untuk memuliakan Tuhan?
Dapat dijawab dalam kesempatan yang berharga ini adalah yang terpenting bukan manusia yang dielu-elukan, namun Tuhan yang dipermuliakan. Sehingga dalam hal ini dapat kita pahami faktor-faktor penting dalam model kepemimpinan yaitu: Allah sebagai pusat (GOD centered), leader (pemimpin), follower (pengikut) dan community (komunitas) yang seluruhnya memiliki arah seturut pusat kepemimpinan yaitu memuliakan Allah.
Sehingga ketika manusia memahami model kepemimpinan, maka aplikasi di lansekap pelayanan kita adalah untuk berbuah (fruitfull) dan memancarkan kemuliaan Allah. Dalam model kepemimpinan, hal yang menarik dan penting adalah pusat kepemimpinan yaitu Allah dan memancarkan kemuliaan Allah.  Dalam hal ini, maka segalanya adalah Allah. Implikasi dalam memancarkan kemuliaan Allah, adalah kita dilayakkan sebagai alat untuk menyaksikan kasih Allah. Yang dipancarkan adalah kasih serta kemuliaan Allah bukan manusia. Manusia memancarkan menurut waktu dan ruang Allah.

Kepemimpinan Kristiani
Konteks visi dalam kepemimpinan saat ini secara umum memahami arah bahkan pusat visi yang dipahami dan dilakukan seorang pemimpin. Dalam potret dunia, visi kepemimpinan dalam organisasi terkait erat dengan kepentingan, konsensus dan kesepakatan bersama yang menjadi arah seluruh motor organisasi. Yang menarik ketika kita kembali kepada Firman Allah di dalam Alkitab, visi pemimpin Kristiani selain menggali value dari kekristenan.
Namun juga kembali kepada pusat kekekalan yaitu Allah (GOD centered) untuk kemudian memancarkan kemuliaan Allah. Sehingga 2 faktor penting dalam visi pemimpin Kristen yaitu GOD centered (faith) dan memancarkan kemuliaan Allah. Pertanyaan lanjutan bagi kita adalah: How? Ini yang menarik. Ibrani 11mencatat bahwa dalam rangka mewujudkan GOD centered dalam kehidupan kita khususnya pemimpin, konteks iman dan taat menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dalam relasi yang dalam bersama Allah, konteks GOD centered juga dijabarkan jelas dalam Firman Tuhan yang tertulis di Roma 8:14-17 yang menekankan bagaimana Roh Allah memimpin, kita manusia yang diadopsi Allah, Roh Kudus menyertai manusia, dan ketika kita di pihak Tuhan, maka segala sesuatu menjadi inisiatif Tuhan. Selanjutnya, faktor 2 dalam visi kepemimpinan akan memancarkan kemuliaan Tuhan. Ketika seorang pemimpin memancarkan kemuliaan Tuhan, bukan diri manusia lagi yang dipancarkan semata-mata, namun melalui hidup manusia maka Tuhan disaksikan bagi semua orang. Sehingga seorang pemimpin semata-mata dilayakkan oleh belas kasihan Tuhan untuk memancarkan kemuliaan-Nya.
Ketika seorang pemimpin berinteraksi dengan banyak orang, maka kemuliaan Tuhan makin nyata di komunitas, dan inilah kehendak Allah untuk semua makhluk memuliakan-Nya. Untuk melaksanakan Visi Kepemimpinan Kristiani ini, bersama Tuhan kita dimampukan untuk berjalan di dalam proses bersama-Nya.Banyak sudah teori-teori kepemimpinan yang ada di berbagai referensi, pada akhirnya mengarah kepada visi yang dijelaskan di atas.
Prinsip bahwa ”Tuhan adalah jalan kebenaran dan hidup” dan kedua faktor penting di atas kiranya menjadi hal yang bermanfaat untuk semakin menajamkan kebenaran visi dalam kepemimpinan Kristiani. Kiranya kita semua yang dilayakkan Tuhan menjadi pemimpin atau bahkan diri kita sendiri, akan semakin hari semakin serupa dengan Allah untuk terus memancarkan kemuliaan-Nya.

*Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Dekan Fakultas Desain & Teknik Perencanaan Universitas Pelita Harapan

Kamis, 05 September 2013

Umat Kristen Belanda Berdoa Untuk Indonesia

Umat, Kristen, Belanda,doa.jpg

Perayaan HUT RI di Belanda
HUT Kemerdekaan RI ke 68 yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus tidak hanya dirayakan oleh warga Indonesia di tanah air saja. Sejumlah umat Kristen Indonesia di Belanda, melalui Badan Koordinasi Umat Kristiani Indonesia di Belanda (BK-UKIN) dan KBRI Den Haag pun memperingatinya dengan memanjatkan doa ucapan syukur untuk tanah air tercinta. 
Seperti dirilis detiknews, Senin, (19/08),Acara doa diawali dengan upacara penyalaan lilin oleh Bonifatius A. Herindra (KBRI Den Haag), kemudian diikuti oleh Pendeta Alex Papay, Pastor Yohanes M. Assa SVD, serta Pendeta Francis Makatipu-Kambey. Selain itu juga hadir pemimpin gereja Indonesia di Belanda, seperti Pendeta Ida Raurika Pattinama, dan Pendeta Robby Nayoan.
Pendeta Jenny N. Wenas sebagai pengkhotbah pada acara doa syukur tersebut menyampaikan, agar "Berbagai permasalahan maupun perbedaan yang senantiasa menjadi bagian kehidupan umat manusia, termasuk bangsa Indonesia dan umat Kristiani di Negeri Belanda, hendaknya selalu dihadapi dan diterima dengan semangat cinta kasih, rasa persatuan dan persaudaraan.”  Di samping itu, lanjut Jenny, masyarakat Kristiani Indonesia di Negeri Belanda diharapkan juga dapat terus memperkuat sikap kebersamaan, gotong-royong dan kebangsaan.
"Sebagai wujud penghargaan terhadap perjuangan para pahlawan kemerdekaan RI," demikian pendeta Jenny.
Dalam acara doa syukur bertemakan “Mari Kita Jaga Stabilitas Politik dan Pertumbuhan Ekonomi Guna meningkatkan Kesejahteraan Rakyat” ini umat diajak untuk menaikan beberapa pokok doa. Terutama bagi kelancaran, keamanan dan kesuksesan pelaksanaan Pemilu 2014, mengingat penyelenggarakan pemilu DPR RI maupun Presiden dan Wakil Presiden sangat penting bagi kelanjutan kehidupan demokrasi di Indonesia, kemajuan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, serta kerukunan umat beragama di Indonesia.
Sebagai penutup acara doa ucapan syukur, seluruh yang hadir tanpa terkecuali menyanyikan lagu "Indonesia Negaraku".
Berdoa agar terciptanya kesejateraan bagi Bangsa Indonesia tercinta ini menjadi kontribusi penting dari setiap kita sebagai wujud kecintaan kita kepada Tanah Air Indonesia. (netsen/dbs)

Senin, 02 September 2013

CINTA ADALAH PILIHAN

CINTA  BUKAN KESEMPATAN DAN PELUANG TAPI PILIHAN
Bertemu adalah kesempatan, mencintai adalah pilihan... Tapi Kesempatan kadang memberi peluang untuk menentukan pilihan….
Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan..
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan.. .
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan..
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan...
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya, daripada pasanganmu, Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan...
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi Cinta sejati yang abadi adalah Pilihan.... Pilihan yang kita lakukan...
Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan yang mungkin sangat tepat :
"... Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil.. "
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu..
Tetapi tetap berpulang padamu, Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya atau tidak...
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan..
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai, TETAPI untuk... Belajar mencintai orang yang tidak sempurna, Dengan cara yang sempurna...^ ^
While you are reading this page, if someone appears in your mind, then.. " You Are In Love With That Person..." (unknwon).

Minggu, 01 September 2013

40 Arti Cinta dalam Alkitab




40 arti CINTA dalam ALKITAB
1.Cinta adalah pencipta keindahan terhebat (Tim 2:9-10)
2.Cinta adalah suatu wujud keinginan; dalam niat dan tindakan (1 Yoh 3:18)
3.Cinta harus menjadi dasar dari segala sesuatu (1 Kor 13:3)
4.Rumus untuk mencapai hubungan yang sukses:Perlakukan semua bencana seperti masalah sepele, tetapi jangan pernah memperlakukan masalah sepele seperti sebuah bencana. (Filipi 4:5)
5.Tidak ada yang dapat mengimbangi besarnya nilai kenangan bersama: kenangan melalui masa sulit bersama (2 Tim 1:2-3)
6.Kita dapat menjaga kehidupan cinta kita bila menjadikannya sebagai prioritas dalam kehidupan kita. (Kid 4:16)
7.Cinta selalu percaya akan adanya mukjizat. (Roma 8:28)
8.Cinta membuat segala sesuatu menjadi ringan. (Mat 11:28)
9.Ketika cinta harus menanggung sesuatu, ia tidak akan dianggap sebagai beban. (Mat 11:30)
10.Cinta memberikan segala - galanya dengan tidak mengharapkan balasan.(Yoh 3:16)
11.Cinta kekanak-kanakan berkata: "Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu." Cinta dewasa berkata: "Aku membutuhkanmu karena aku mecintaimu." (1 Yoh 3:16)
12.Cinta memang benar seperti yang terdengar,terlihat,tertulis, dan dibicarakan banyak orang. Cinta patut diperjuangkan dengan mempertaruhkan semua yg ada untuk mendapatkannya. (1 Yoh 3:1)
13.Cinta adalah suatu pencarian (Gal 5:14)
14.Kebiasaan terlihat indah di dalam cinta. (2 Kor 8:12)
15.Keuntungan cinta pada pandangan pertama adalah memperlambat pandangan yang kedua. (Roma 5:8)
16.Cinta adalah satu-satunya gairah yang memasukkan kebahagiaan orang lain dalam mimpinya. (Yoh 14:1-3)
17.Cinta adalah satu-satunya usaha yang sangat boros:meskipun cinta itu diberikan,dibuang,disebarkan,dikosongkan dari perbendaharaan anda, anda akan memiliki lebih banyak dari semula. (Luk 6:38)
18.Untuk mencintai seseorang, kita hanya dapat megharapkan kebaikan baginya. (1 Kor 10:24)
19.Cinta mengubah semua hati yang keras menjadi lembut. (Roma 8:6)
20.Kebersamaan menguatkan cinta. (Fil 1:7)
21.Ketidakhadiran mempertajam cinta. (2 Tim 1:4)
22.Cinta adalah apa yang telah kita alami bersama dengan seseorang. (KIS 20:31-32)
23.Hargailah kebajikannya. Jangan terlalu melihat kesalahan-kesalahannya.(Kid 5:16)
24.Bagaimana aku dapat mencintaimu ? Izinkan aku melakukan banyak hal untuk menunjukkan cintaku. (Hosea 3:1)
25.Pembicaraan intim dengan pasangan dapat meringankan beban perjalanan yang penuh dengan tantangan.(Kid 4:1)
26.Pertahankan hal-hal yang sudah disetujui bersama dan rundingkan hal-hal yang dapat dikompromikan. (Filipi 2:4)
27.Cinta bukan hanya saling memandang satu sama lain, namun bersama-sama melihat pada satu tujuan. (KIS 2:44-45)
28.Cinta memenuhi dan menyelesaikan banyak hal ketika salah satu dari pasangan tidak berdaya dan tidak berpengharapan. (Pengkhotbah 4:10)
29.Tidak ada satu bagianpun yang ada padamu yang tidak aku ketahui, tidak kuingat, dan tidak kuinginkan.(Kid 5:2)
30.Tiada hubungan yang tidak bermasalah. (P'khotbah 7:29)
31.Cinta berani mengambil resiko untuk melihat impian pasangan anda menjadi kenyataan. (1 Pet 3:6)
32.Kita dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi. (Ams 20:22)
33.Cinta memerintah tanpa pedang. Cinta mengikat tanpa tali. (2 Kor 3:17)
34.Anda tidak bisa membuat saya berduka bila saya memiliki cinta. (Roma 8:1-2)
35.Tidak ada yang kalah atau menang dalam suatu konflik, tetapi itu akan menjadi terobosan baru menuju pengertian yg lebih baik satu sama lain.(Roma 13:10)
36."Aku mencintaimu". Itu berarti: "kamu, kamu,kamu dan hanya kamu seorang." (1 Pet 3:7)
37.Pernikahan bagaikan proses pembedahan karena sifat ingin dipuji dari seorang wanita dan sifat mementingkan diri sendiri dari seorang pria diambil tanpa memakai obat bius. (1 Kor 13:5)
38.Pernikahan adalah petualangan menuju keintiman, sedangkan keintiman adalah keterbukaan seseorang terhadap yang lain. (Roma 12:9)
39.Tujuan pernikahan bukan untuk mempunyai pikiran yang sama, tetapi bagaimana supaya berpikir secara bersama-sama. (Ef 4:3)
40.Pernikahan yang sukses membutuhkan jatuh cinta berulang kali kepada orang yang sama. (1 Pet 1:22)